Beranda | Artikel
Jin Mukmin Juga Masuk Surga
Minggu, 3 Oktober 2021

JIN MUKMIN JUGA MASUK SURGA

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا ۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ ﴿٢٩﴾ قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ ﴿٣٠﴾ يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ﴿٣١﴾ وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur`ân, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`ân) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allâh dan berimanlah kepadanya, niscaya Allâh akan mengampuni dosa-dosa kamu  dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allâh maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allâh di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. [al-Ahqâf/46 :29-32].

Penjelasan Ayat
Dalam ayat-ayat ini, Allâh Azza wa Jalla mengabarkan bahwa Dia Azza wa Jalla mengarahkan (menghadapkan) sejumlah jin  yang berjumlah kurang dari sepuluh. Jin-jin itu mendengarkan bacaan al-Qur`ân yang sedang dibaca oleh Rasûlullâh Shalllallahu ‘alaihi wa sallam. Masing-masing dari jin itu saling meminta yang lainnya untuk menyimak qirâ`ah Nabi Shalllallahu ‘alaihi wa sallam itu dengan baik. Usai menyimak bacaan Nabi Shalllallahu ‘alaihi wa sallam, mereka beranjak pulang untuk memperingatkan kaum mereka. Untuk menyampaikan kepada kaum mereka, bahwa mereka baru saja mendengarkan satu kitab suci yang diturunkan setelah Musa Alaihissallam, yang memberikan petunjuk menuju al-haqq dan menuju jalan yang lurus.

Dalam dakwahnya itu, mereka berkata: أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ (terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allâh), yaitu Rasûlullâh Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wa sallam  ( وَآمِنُوا بِهِ dan berimanlah kepadanya) agar kalian memperoleh maghfirah (ampunan) dan selamat dari siksa yang pedih. Barangsiapa tidak menyambut seruan dakwah ini, ia tidak akan bisa mengalahkan Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla akan menyiksanya atas penolakannya terhadap dakwah tersebut. Tidak ada yang akan bisa menyelamatkan dirinya dari siksa Allâh Azza wa Jalla. Sungguhnya ia berada dalam kesesatan yang nyata.

Dalam ayat ini terkandung satu petunjuk dalil, bahwa Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wa sallam diutus juga kepada bangsa jin. Dalil yang menunjukkan hal tersebut, ialah ayat yang terdapat dalam Surat ar-Rahmân yang berisi khithâb kepada jin dan manusia, dan firman Allâh Azza wa Jalla di dalam surat tersebut :   فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ      Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ?  yang berulang 31 kali.

Ada dua persoalan berkait dengan ayat-ayat ini.
Pertama : Tidak ada rasul dari kalangan jin, tetapi yang ada adalah nudzur (para pemberi peringatan). Tidak ada dalil yang menunjukkan keberadaan rasul dari kalangan jin.

Sedangkan firman Allâh Azza wa Jalla dalam surat al-An’âm dan surat al-Ar’âf yaitu firman-Nya :

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي

Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu [al-An’âm/6:130. Lihat juga al-A’râf/7:35].

Kata رُسُلٌ (rusulun) pada ayat tersebut tidak menunjukkan keberadaan rasul dari kalangan jin, akan tetapi rasul-rasul yang diutus untuk dua golongan sekaligus, yaitu manusia dan jin.

Pada ayat-ayat di atas pun termuat isyarat terhadap perkara tersebut, karena jin mengatakan :

إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ

Sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`ân) yang telah diturunkan sesudah Mûsâ.

Jin-jin itu tidak menyebutkan kitab yang diturunkan kepada salah satu dari kalangan mereka, dan juga seorang rasul khusus yang diutus kepada mereka. Mereka hanya menyebutkan Mûsâ Alaihissallam dan kitabnya (Taurat). Dan setelah kitab Musa, diturunkan kitab Zabur dan Injil. Jin-jin itu pun tidak menyebut dua kitab tersebut, padahal turun setelah Taurat, karena keduanya menyempurnakan kitab Taurat dan memuat sejumlah hukum-hukum Taurat.

Kedua : Apakah pahala yang didapatkan jin atas keimanannya adalah maghfirah dan keselamatan dari siksa yang pedih saja (seperti diungkap ayat al-Ahqâf/46 : 31 di atas), ataukah selain itu mereka juga masuk surga ?

Sebagian Ulama berpendapat, balasan yang diperoleh jin adalah ampunan dosa-dosa mereka dan perlindungan dari siksa yang pedih saja, sebagaimana ditunjukkan oleh tekstual ayat-ayat di atas.

Sementara Jumhur Ulama berpendapat –dan pendapat mereka itulah yang benar- bahwa balasan jin-jin yang beriman adalah selamat dari siksa dan masuk surga. Hal ini berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabb-nya ada dua surga [ar-Rahmân/55:46].

Ayat ini mencakup obyek jin dan manusia, sebab khithâb (arah pembicaraan ayat ini) tertuju kepada dua golongan, manusia dan jin dalam firman Allâh Azza wa Jalla :

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ?

Tidak ada kontradiksi ayat-ayat di surat al-Ahqâf dan ayat yang terdapat dalam Surat ar-Rahmân. Sebab, yang terdapat dalam surat al-Ahqâf itu menyebutkan sebagian balasan yang mereka peroleh. Sementara kandungan yang terdapat dalam Surat ar-Rahmân menunjukkan balasan baik yang lain bagi mereka, yaitu masuk surga.

Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menguatkan pendapat kedua, bahwa jin Mukmin akan mendapat balasan  masuk Surga melalui beberapa sisi pendalilan. Beliau rahimahullah berkata –secara ringkas- , “Yang benar, jin-jin Mukmin, seperti kaum Mukminin, akan masuk surga sebagaimana disampaikan oleh sejumlah Ulama Salaf. Di antara mereka berdalil dengan firman Allâh berikut :

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin). [ar-Rahmân/55:56].

Namun dalam istidlâl (berdalil) dengan ayat ini fîhi nazhar (masih menyisakan tanda tanya). Yang lebih baik dari istidlâl tersebut, adalah istidlâl dengan firman Allâh Azza wa Jalla :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabb-nya ada dua surga [ar-Rahmân/55:46]

Melalui ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan anugerah yang diberikan-Nya kepada bangsa manusia dan jin, dengan menjadikan surga sebagai balasan bagi mereka yang berbuat baik. Tidak mungkin Allâh Azza wa Jalla menyebutkan nikmat bagi mereka yang tidak mungkin mereka peroleh. Begitu pula, Allâh Azza wa Jalla membalas jin kafir dengan neraka – ini merupakan satu bentuk keadilan- , maka dibalasnya jin-jin Mukmin dengan balasan surga – yang merupakan petunjuk limpahan anugerah dari Allâh Azza wa Jalla  – pantaslah Allâh Azza wa Jalla melakukannya.

Dalil lain yang menunjukkan jin mukmin akan masuk surga, ialah keumuman firman Allâh Azza wa Jalla,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

Sesungguhnya yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal” [al-Kahfi/18:107]  juga ayat-ayat lainnya.

Apa yang diungkapkan Ulama bahwa balasan keimanan jin adalah digugurkannya dosa-dosa mereka dan dihindarkan dari siksa yang pedih. Hal ini secara otomatis bermakna mereka masuk surga. Sebab, di akhirat, tidak ada kecuali surga dan neraka saja. Siapa saja yang dilindungi dari neraka, berarti ia masuk surga, itu pasti. Tidak ada nash yang tegas ataupun zhahir dari Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan jin yang Mukmin tidak masuk surga, meskipun telah diselamatkan dari neraka. Seandanya ada dalil yang shahîh, pastilah kami akan berpendapat dengan mengikutinya. Wallâhu a’lam.

Hidayatul Âyat (Beberapa Pelajaran Dari Ayat)

  1. Penetapan adanya alam jin. Karenanya, pengingkaran terhadap keberadaan jin seperti pengingkaran terhadap malaikat, hukumnya kufur.
  2. Kewajiban sopan saat membaca al-Qur`ân dan mendengarkannya.
  3. Kewajiban menyampaikan ajaran dari Rasûlullâh Shalllallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam hadits, Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”.
  4. Berpaling dari agama Allâh Azza wa Jalla akan menyebabkan jauh dari taufik dan rahmat.

Maraji:

  1. Min Kunûzi al-Qur`ânil Karîm Tafsîru Âyâtin minal Kitâbil ‘Azîz, dari himpunan karya Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd hafizhahullâh dalam Kutub wa Rasâ’ilu ‘Abdil Muhsin bin Hamd al’Abbâd al-Badr Daar at-Tauhiid Riyaadh, Cet. I Th. 1418H, 1/300-3003.
  2. Aisaru at-Tafâsîri li Kalâmi al-‘Aliyyil Kabîr , Abu Bakr Jâbir al-Jazâiri, Maktabah ‘Ulûm wal Hikam Cet. VI. Th.1423H 2/1232. (Disusun oleh : Ustadz Abu Minhal, Lc)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XVI/1434H/2013M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/40654-jin-mukmin-juga-masuk-surga-2.html